Xwork: Fokus, Berjuang, Menghasilkan #BeMoreProductive

Untuk bisa fokus pada kehidupan saat ini begitu sulit. Karena banyaknya gangguan menyebabkan kita overwhelmed. Sosial media yang beragam seperti Facebook, Instagram, Line, Whatsapp, mengacaukan konsentrasi kita. Padahal sejatinya fokus ini penting dalam produktivitas.

Ada tiga hal yang bisa kita lakukan untuk bisa fokus dan menyelesaikan tugas-tugas maupun pekerjaan yang ada, ini dia:


1. Bekerja di tempat yang klop 

 Bekerja di tempat yang nyaman akan membuat fokus dan produktivitas kita paling tidak sedikit lebih baik. Karena kalau kita malas, sama saja tidak akan bisa produktif. Kalau mau produktif, berarti pilih tempat yang membuat kita tenang, dan ada feeling untuk mampu mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan itu bisa tugas, presentasi, macam-macam. Selain memilih tempat, kita juga harus menentukan prioritas. Kalau bisa, kita fokus untuk mengerjakan satu pekerjaan dulu. Baru kemudian melanjutkan pekerjaan yang lain. Contohnya XWORK yang menyediakan tempat yang nyaman untuk bekerja.





2. Bekerja teliti, hati-hati, sepenuh hati 

Bekerja dengan teliti, hati-hati, sepenuh hati hingga lampaui apa yang diinginkan oleh pemberi pekerjaan. Kita yakin bahwa yang kita kerjakan akan memiliki kualitas yang baik. Misalnya kita diminta untuk mengerjakan tugas. Maka kita mengerjakannya dengan melebihi apa yang diminta. Kalau kita masih sanggup kerjakan lebih baik, maka harus dilakukan. Kalau kita berkata, “nggak dilihat juga, dimintanya cuma gini”. Tanda bahwa kita tidak akan mencapai banyak kemajuan.

“Start by doing what’s necessary, then do what’s possible, and suddenly you are doing the impossible.” Francis of Assisi 

Lakukan apa yang menjadi kebutuhan kita, lakukan apa yang mungkin, apa yang kita bisa, dan tiba-tiba kita akan meraih apa yang tidak mungkin, begitulah kata Francis of Assisi. Kalau kita ingin produktif, lakukan mulai dari yang kecil, mulai dari apa yang kita bisa. Kalau kita hanya bisa mengerjakan satu pekerjaan dengan kualitas tinggi dalam waktu satu hari. Itu lebih baik daripada menyelesaikan dua atau tiga pekerjaan dengan kualitas biasa.

“There is nothing that can’t be done, if you can’t make something, it’s because you haven’t tried hard enough.” Sakichi Toyoda 

Sakichi Toyoda juga berkata, tidak mengapa jika tidak selesai, jika kita tidak bisa menciptakan sesuatu, itu karena kita tidak cukup keras mencoba. Kita tidak berupaya dengan sungguh-sungguh menuntaskan pekerjaan itu. Yang ada kita bermalas-malasan, dan hanya mengerjakan pekerjaan sesuai dan persis dengan apa yang diminta, atau bahkan kurang bagus. Seharusnya kita melebihkannya, kalau kita bisa dan sanggup untuk itu.



3. Manajemen waktu 

Manajemen waktu ini penting sekali. Karena banyak waktu kita terbuang percuma karena hal-hal kurang penting. Misal menonton televisi selama dua jam, bermain sosial media selama dua jam, dan sebagainya. Bukan tidak penting, hanya “kurang penting”. Kalau masih ada pekerjaan yang membuat kemampuan kita meningkat, mengapa tidak diselesaikan? Mengapa kita menunda tugas yang diberikan, kalau itu meningkatkan pengetahuan kita? Mengapa kita tidak mengasah keterampilan, kalau itu membuat kita lebih mampu? Karena kita malas dan memilih untuk berada di zona nyaman. 

“When you live for a strong purpose, then hard work isn’t an option. It’s a necessity.” Steve Pavlina 

Kata Pavlina diatas, kerja keras bukan pilihan, melainkan kebutuhan ketika kita punya tujuan. Jangan-jangan selama ini kita tak punya tujuan, impian ataupun cita-cita. Makanya kita merasa hidup kita datar-datar saja. Bayangkan kalau kita punya tujuan, pasti kita akan fokus kesana. Kalau kita fokus, otomatis produktivitas meningkat. Karena bila produktivitas meningkat pun kembali secara otomatis kita akan dipaksa keluar dari zona nyaman. Pilihannya ada dua, kita yang memaksa diri sendiri atau kita yang dipaksa keadaaan.

Neale Donald Walsch, penulis buku Conversations with God mengatakan, “Life begins at the end of your comfort zone.” Hidup manusia akan tamat begitu masuk ke dalam zona nyaman. Berarti yang berada di zona nyaman akan selesai, tidak akan berkembang, atau bahkan alami kemunduran, sebab mereka menolak perubahan. Mereka yang menolak perubahan, takut terhadap perubahan, sejatinya akan kehilangan kenikmatan untuk belajar hal-hal baru.

Manusia yang dimanjakan, yang hanya mau bergerak untuk mengambil jalan ataupun belajar yang mudah saja. Kalau hanya ingin belajar hal-hal mudah, maka organisasi dan pemerintah akan mengalami dysfunction, lumpuh. Kalau manusia, ia akan alami kemunduran. Perubahan memang belum tentu menjadikan sesuatu lebih baik, tetapi tanpa perubahan, maka tak ada kemajuan, tak ada pembaruan. Bila tak ada kemajuan, maka kita akan tetap berada di tempat, yang berarti sebuah kemunduran.



Dalam manajemen waktu, kita membutuhkan persiapan dan rencana yang tepat. Jangan sampai waktu terbuang percuma, tanpa sadar kita berkata, “Wah, udah jam segini”. Lalu kita bingung dan menyesal, apa yang kita lakukan dari tadi? Kita tidak berbuat apa-apa, hanya menghambur-hamburkan waktu yang berharga.

“Every minute you spend in planning saves 10 minutes in execution, this gives you a 1000 percent. Return on. Energy I.” Brian Tracy 

Satu menit yang kita habiskan untuk menyusun rencana, akan menghemat 10 menit untuk melakukannya. Ketika kita langsung melakukan, mengerjakan pekerjaan, kita akan menghabiskan waktu kalau tanpa rencana. Rencana sebagai panduan agar kita bisa menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat. Rencana ini begitu penting. Lebih baik menjadikan rencana sebagai peta, daripada langsung terjun ke kegelapan tanpa memiliki senter. Berani itu bukan nekat, tapi melakukan sesuai dengan pertimbangan. Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat untuk Anda yang ingin produktif.