Aku tak heran jika kamu begitu takjub melihat pemandangan di tengah gurun di awal abad VII ini. Pasir membumbung bersama derap langkah 900 ekor unta. Seakan sebuah badai gurun tengah menyapu jalan menuju syria.
Aku adalah satu di antara potongan perunggu yang ada di punggung mereka. Sosokku saat ini tak akan membuat kamu terkesan.
Tapi, ribuan tahun silam aku dan potongan perunggu lain adalah bagian dari sosok perunggu patung Dewa Helios yang didirikan rakyat Pulau Rhodes di pintu masuk pelabuhan Laut Mandraki. Selama kurang lebih 56 tahun kami gagah berdiri, mendengarkan bisikan para pelaut saat membaca tulisan di landasan pualam tempat kami berdiri.
'' Padamu Oh, Matahari, Rakyat Dorian Rhodes membangun patung perunggu ini menjulang hingga ke Olympus ketika mereka dilindungi dari gelombang peperangan dan dianugerahkan kemenangan. Tak terbatas pada lautan, tapi juga daratan yang diterangi indahnya api kemerdekaan, '' angin seakan membiarkan aku kembali mendengarkan bisikan mereka.
Sayang kami tak cukup kokoh menahan guncangan gempa di tahun 226 SM. Kami akhirnya dibiarkan begitu saja selama ratusan tahun. Dan kini kami diperdagangkan seperti halnya perunggu biasa. Kumohon... ceritakan kisah kami agar Patung Raksasa Pulau Rhodes tetap berdiri di dalam benakmu dan manusia... sepanjang zaman.
1 komentar
ooo begitu ya mas luar biasa juga ya udah lebih dari ratusan tahun... waoooo
ReplyDeleteAyo berikan pendapat dan komentarmu tentang postingan ini!
Karena pendapat dan komentarmu sangatlah berarti :D