Di hari yang indah ini saya ingin membagikan artikel yang berjudul Ujian? Oh Tidak.... . Cerita ini berawal ketika saya ingin mengikuti ujian sbmptn. Sebelum mengikuti ujian ini banyak sekali yang harus dipersiapkan. Mulai dari kesiapan mental, fisik, otak, buku
Aduh... pokoknya males banget deh ikut ujian itu, tapi kalo ga ikut ntar ga bisa kuliah alias ngangur di rumah sambil nonton bola (kalo ada, O iya ngomong - ngomong saya ingin menyampaikan turut berduka cita untuk fans Brazil, pokoknya untuk fansnya Brazil jangan berkecil hati karena dibantai Jerman 7 - 1, kekalahan itu bukan akhir segalanya).
Persiapan alat - alat tulis pun harus lengkap. Contohnya pulpen, pensil, penghapus, rautan, tempat pensil dan papan jalan. Udah pada tau kan papan jalan itu apa. Itu lho papan yang dibuat dengan cara ditaruh dijalan trus dilindes sama mobil abis itu baru dijual (don't try this at home). Nah, sekarang udah pada tau kan papan jalan itu apa, pantesan harga papan jalan mahal soalnya bikinnya aja penuh perjuangan antara hidup dan mati.
Alat tulis dah lengkap sekarang tinggal belajar dengan sungguh - sungguh sebagai masa depan bangsa (hihi). Tapi sebelum itu saya diharuskan mendaftar dulu sebagai peserta ujian dan mencetak kartu peserta ujian. Masa iya ntar pas ujian saya masuk ruangan setelah itu pegang soal, pas ditanya pengawasnya, " Tolong tunjukkan kartu peserta ujiannya ". Lalu kemudian saya bilang, " saya tidak perlu menunjukkan kartu peserta ujian saya, tetapi saya hanya perlu menunjukkan bahwa saya tidak bisa hidup tanpa kamu " (cie cie, ehem..., ga jelas kan? namanya juga absurd *padahal saya ga terlalu bisa absurd, hehe).
Setelah selesai mendaftar saya tinggal mencetak kartunya. Berhubung di rumah saya ga ada printer jadi terpaksa harus ke warnet untuk sekedar nge-print doang. Wadoh, males banget lagi pergi ke warnet. Soalnya yang jaga orangnya
Saya itu paling ga suka sama orang yang nge-rokok apalagi orangnya
Nah pas udah selesai mencetak kartu, tiba tiba... " wow, tempat ujiannya cukup jauh juga". Ada yang pernah denger nama Jl. R. Inten II lebih tepatnya SMKN 48 di Jakarta Timur. Saya merasa ini sangat tidak berperikemanusiaan. Kenapa? karena letaknya sangat jauh dari rumah saya. Trus apa masalahnya kan bisa berangkat pagi - pagi? bukan itu masalahnya tapi ntar bagaimana saya bisa pulang.
Kalo saya kesasar bagaimana, masa pas kesasar saya harus teriak " mama.. mama.. dimana kau berada, mama... mama... suatu saat pasti bertemu ". Ga lucu kan, itu dia makanya kenapa saya dikasih tempat yang sangat jauh kayak gini sih. Tapi masih beruntung saya dibanding kakak saya yang dapet tempat di SMK Budi Utomo lebih tepatnya di Jl. Agung Ujung, Depok Timur. Saya berpikir... saya aja nanti ga bisa pulang apalagi kakak saya (haha, bisa - bisa dia nginep disitu).
Tetapi nasi sudah terlanjur jadi bubur, tomat sudah terlanjur jadi saus dan biji kopi sudah terlanjur jadi
Beberapa hari kemudian... Tibalah saat yang ditunggu - tunggu yaitu ujian, ujian dan ujian. Di otak saya hanya ada ujian. Soalnya beberapa hari sebelum ujian otak saya sudah di format supaya memory-nya lega dan ga nge-lek pas lagi ujian (haha). Jam 5 kami semua sekeluarga berangkat untuk menuju ke medan perang. Bagi saya ujian ini adalah perang dunia ke - 4 (perang dunia ke - 3 aja belum, hihi).
Setelah mencari kesana - sini akhirnya nyampe juga ke tempat yang dimaksud yaitu SMKN 48. Pas masuk ke situ ternyata tempatnya bagus dan nyaman. Tempatnya juga sangat luas pokoknya sangat berbeda sekali dengan sekolah saya yang tidak terlalu luas. Di setiap depan ruangan ditaruh lemari yang isinya piala dan piagam yang sangat banyak, wow (double what what triple iuh iuh iuh *gaya masing2). Lalu saya pun duduk di depan ruangan sambil menunggu bel masuk.
Ketika bel sudah berbunyi saatnya masuk ruangan. Beeuuh... AC keluar dari ruangan yang saya masuki (Angin cepoi - cepoi). Setelah itu saya pun mengerjakan ujian dengan sangat serius. Begitu membuka soalnya dan Wauw... ini soal dari planet mana ya, OMG Hello sepertinya ini soal dari manusia planet pluto. Sepertinya manusia planet pluto kesal karena mereka disingkirkan dari planet tata surya kita sehingga mereka membuat soal seperti ini (Please... Tolong... Helep... kembalikan planet pluto ke tata surya kita).
Jam setengah tiga bel berbunyi dan semua ujian telah selesai. Rasanya lega sekali dan sepertinya leher saya kram lagi karena terlalu serius mengerjakan soal. Saya langsung cepat - cepat ingin pulang ke rumah untuk istirahat. Pas pulang saya ketemu teman saya di sekolah, saya kira disini cuma hanya ada saya sendiri. Ketika pengen pulang saya lupa kemana arahnya saya harus pulang. Lalu saya tanya ke penduduk setempat supaya saya bisa pulang. Dan saya mendapat jawaban yang sangat memuaskan sekali (cihuy akhirnya bisa pulang juga).
Saya pun langsung naik angkot dan turun di terminal kampung melayu. Sekitar 2 jam lebih saya dijalan karena macet sampe - sampe semua badan saya pegel semua (ada yang mau mijitin, hehe ga kok makasih *bagi yang perhatian mau mijitin). Abis itu saya naik ojek sampe ke jalan raya setelah itu saya naik bis menuju terminal Blok M. Rasanya seperti tidak akan pernah sampai ke rumah saya. Dalam hati saya berkata " cobaan apa lagi yang kau berikan kepada ku ya Allah ".
Sehabis itu saya melihat metro mini 69 di terminal Blok M dan saya merasa sepertinya ada harapan saya untuk pulang. Alhamdulillah luar biasa Allahuakbar. Saya tidak berhenti bersyukur karena saya ada harapan untuk pulang (akhirnya... setelah sekian lama menunggu). Pas lagi pengen naik metro tiba - tiba saya melihat teman lama saya tetapi pas saya panggil dia tidak mendengar (OMG Hello...).
Akhirnya saya naik metro mini. Kemudian setelah kurang lebih dua setengah jam saya pun sampai di rumah dengan selamat (hore, dah abis...). Intinya selama kita mau berjuang dan berusaha, semua hal yang tidak mungkin dapat menjadi mungkin. Oleh karena itu jangan pernah menyerah untuk mencapai tujuan kita, Cemungut eya...
0 komentar
Ayo berikan pendapat dan komentarmu tentang postingan ini!
Karena pendapat dan komentarmu sangatlah berarti :D